Pemantauan gizi balita merupakan langkah preventif yang sangat penting dalam mencegah terjadinya gizi buruk pada anak-anak. Menurut seorang ahli gizi ternama, Prof. Dr. Ali Khomsan, pemantauan gizi balita dapat membantu orangtua dan tenaga kesehatan untuk mengidentifikasi masalah gizi sejak dini dan memberikan penanganan yang tepat.
Menurut data Kementerian Kesehatan RI, prevalensi gizi buruk pada balita di Indonesia masih cukup tinggi, sehingga pemantauan gizi balita perlu dilakukan secara rutin. “Pemantauan gizi balita harus dilakukan secara berkala, minimal satu kali dalam enam bulan, agar dapat memantau perkembangan gizi anak dengan baik,” ujar Dr. Siti Nurul Qomariyah, seorang pakar gizi anak.
Pemantauan gizi balita tidak hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan, tetapi juga dapat dilakukan oleh orangtua di rumah. Menurut Prof. Dr. Hardinsyah, seorang ahli gizi dari IPB University, orangtua perlu memperhatikan pola makan anak dan memberikan makanan bergizi seimbang untuk mencegah terjadinya gizi buruk.
Menurut Prof. Dr. Ali Khomsan, pemantauan gizi balita juga dapat dilakukan melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan anak secara berkala. “Dengan melakukan pemantauan tersebut, kita dapat mengetahui apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar yang seharusnya atau tidak,” ujarnya.
Dengan melakukan pemantauan gizi balita secara rutin, diharapkan dapat mengurangi angka kasus gizi buruk pada anak-anak di Indonesia. Sebagai orangtua, mari kita bersama-sama memperhatikan gizi anak-anak kita agar tumbuh kembangnya optimal dan terhindar dari masalah gizi buruk. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi semua orang. Ayo, jaga gizi balita dengan baik!